1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. 2 Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! TUHAN akan meluputkan dia pada waktu celaka. 3 TUHAN akan melindungi dia dan memelihara nyawanya, sehingga ia disebut berbahagia di bumi; Engkau takkan membiarkan dia dipermainkan musuhnya! 4 membantu dia di ranjangnya waktu sakit; di tempat tidurnya Kaupulihkannya sama sekali dari sakitnya. 5 Kalau aku, kataku “TUHAN, kasihanilah aku, sembuhkanlah aku, sebab terhadap Engkaulah aku berdosa!” 6 Musuhku mengatakan yang jahat tentang aku “Bilakah ia mati, dan namanya hilang lenyap?” 7 Orang yang datang menjenguk, berkata dusta; hatinya penuh kejahatan, lalu ia keluar menceritakannya di jalan. 8 Semua orang yang benci kepadaku berbisik-bisik bersama-sama tentang aku, mereka merancangkan yang jahat terhadap aku 9 “Penyakit jahanam telah menimpa dia, sekali ia berbaring, takkan bangun-bangun lagi.” 10 Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku. 11 Tetapi Engkau, ya TUHAN, kasihanilah aku dan tegakkanlah aku, maka aku hendak mengadakan pembalasan terhadap mereka. 12 Dengan demikian aku tahu, bahwa Engkau berkenan kepadaku, apabila musuhku tidak bersorak-sorai karena aku. 13 Tetapi aku, Engkau menopang aku karena ketulusanku, Engkau membuat aku tegak di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. 14 Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya! Amin, ya amin. Mzm. 41 Memperhatikan Orang yang Lemah Adalah Salah Satu Wujud Iman Kita – Mazmur ini merupakan penutup dari buku pertama kitab Mazmur secara tradisi, orang-orang Yahudi membagi kitab mazmur menjadi lima bagian 1-41, 42-72, 73-89, 90-106, 107-150. Menariknya, Mazmur 41 ini menggemakan apa yang dituliskan dalam Mzm. 1, yaitu kata berbahagialah. Jika di dalam Mzm. 1 tertulis “Berbahagialah orang yang kesukaannya Taurat TUHAN” Mzm. 11-2, maka di dalam Mzm. 41 tertulis “Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah” Mzm. 412. Kata berbahagialah ini juga digunakan oleh Tuhan Yesus. Salah satunya, “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan” Mat. 57. – Artinya apa? Sebagai umat Allah, kita tidak hanya diperintahkan untuk melekat dengan firman Tuhan, tetapi juga mewujudkannya di dalam perilaku sehari-hari. Salah satunya adalah memperhatikan orang yang lemah, yaitu orang-orang yang memerlukan bantuan. Pudarnya Kepedulian Kita Kepada Kesusahan Orang Lain Pedulikah kita dengan mereka? sumber gambar – Bagaimana sikap kita kepada orang-orang seperti itu? Dewasa ini, ada fenomena yang disebut dengan compassion fatigue kelelahan untuk berbelaskasihan. Artinya, kehilangan belas kasihan terhadap penderitaan orang lain karena penderitaan mereka itu sudah terlalu biasa bagi kita. Contohnya, di Indonesia kita biasa melihat gelandangan tidur di emper pertokoan. Kita biasa melihat pengamen di lampu merah. Bahkan, kita juga biasa membaca berita tentang orang-orang kecil yang hak-haknya dirampas. – Akibatnya, kita menjadi tidak merasa kasihan lagi ketika melihat orang-orang seperti itu. Misalnya, kita mungkin tidak peduli dengan pemulung yang biasa berkeliling di kompleks perumahan kita. Jangankan sekadar bertanya nama, bahkan mungkin mereka kita anggap merusak pemandangan. Bukannya berusaha ditolong, tetapi malah dienyahkan. – Ironisnya, ketika kita sendiri berada dalam kesulitan, kita meminta tolong kepada Tuhan. Kira-kira apa yang ada di pikiran Tuhan? Inilah inti ajaran mazmur ini. Kalau kita percaya bahwa Tuhan penuh belas kasihan, sehingga kita meminta tolong kepada-Nya ketika berada dalam kesulitan, maka belas kasihan Tuhan itu juga harus kita wujudkan kepada orang-orang di sekitar kita yang memerlukan bantuan. Kita Dipanggil Untuk Membagikan Hangatnya Kasih Tuhan di Dunia yang Dingin – Memang, kemajuan dunia bisa membuat kita terlena. Tuhan Yesus berkata dalam Mat. 2412 “Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.” Tetapi, jangan sampai itu membuat kita juga kehilangan kasih kepada orang lain. Justru di tengah kasih yang dingin itu, kita yang telah merasakan kasih Tuhan yang luar biasa, dipanggil untuk kembali menghangatkannya. – Kemudian, orang-orang yang lemah juga bisa diartikan secara rohani. Di sekitar kita, banyak orang yang merasa kesepian di tengah gemerlapnya kehidupan kota besar. Banyak orang yang merasa hampa di tengah segala kesuksesan hidup. Dan mungkin, di tengah-tengah kesibukan pelayanan kita, ada rekan-rekan yang sedang mengalami masalah dalam keluarga, kecewa dengan tutur kata kita, atau bahkan sedang berpikir untuk meninggalkan iman. Masih pedulikah kita dengan mereka? Melalui mazmur ini, biarlah Roh Kudus kembali mengarahkan hati kita dan menggerakkan kita untuk berbuat bagi mereka. Tuhan akan Melepaskan Orang yang Memperhatikan Kesulitan Orang Lain – Kemudian, mengapa orang-orang yang memperhatikan orang yang lemah disebut berbahagia? Pemazmur mengajarkan bahwa Tuhan akan melepaskan mereka ketika berada dalam kesulitan. Pemazmur menceritakan pengalamannya ketika sakit, dihina oleh musuh-musuhnya, bahkan dikhianati oleh sahabat karibnya. Apalagi, pemazmur juga melakukan dosa kepada Tuhan. Dari manusia mengalami tekanan, tetapi untuk datang kepada Tuhan pun tidak layak karena dosa. Siapa lagi yang bisa diharapkan? Kelepasan Dari Tuhan Membuat Pemazmur Memuji Tuhan – Syukurlah, Allah yang disembah oleh pemazmur adalah Allah yang setia dalam menggenapi janji-janji-Nya. Kalau kita membaca kitab Mazmur, di dalamnya terdapat semua pengalaman pahit getirnya kehidupan anak-anak Tuhan. Tetapi, para penulis mazmur telah membuktikan sendiri bahwa Allah tidak pernah gagal dalam menyertai orang-orang yang berpegang teguh pada firman-Nya. Inilah yang menjadikan setiap buku dalam kitab Mazmur ditutup dengan Doksologi, pujian kepada Tuhan. – Dan marilah kita juga mengaminkan apa yang diajarkan oleh pemazmur, sehingga janji-janji Tuhan itu bukan hanya kita ketahui, tetapi juga kita alami. Mungkin kita belum merasakan kelepasan dari Tuhan. Tetapi bertekunlah. Allah telah mengirimkan Anak-Nya untuk menjamin bahwa kelak kita pasti merasakan kelepasan yang sejati. Itulah yang membuat kita mampu berbahagia di tengah segala permasalahan kehidupan. Amin.
Limatahun kemudian, berdasarkan UU No. 2/1989 tentang Pendidikan Nasional, wajib belajar diberlakukan 9 tahun. Tuntutan Rizal Ramli dan teman-temannya rupanya menginspirasi banyak kalangan dan pemerintah daerah untuk mengembangkan wajib belajar menjadi 12 tahun. Sebagai misal, Perda Kota Bukittinggi No. 6 Tahun 2014 Pasal 8 ayat (1) dan Pasal
Saya bersyukur atas kesempatan untuk berada bersama Anda hari ini di Pusat Konferensi yang megah ini. Sebesar jemaat ini adanya, adalah merendahkan hati untuk menyadari bahwa ini hanyalah sejumlah kecil dari jutaan orang yang masih akan melihat, mendengar, dan membaca kata-kata yang diucapkan dalam konferensi yang besar ini. Tentu saja, kita akan merindukan Presiden Gordon B. Hinckley yang terkasih. Meskipun demikian, kita semua adalah orang-orang yang lebih baik, karena pengaruhnya. Gereja lebih kuat karena bimbingannya. Sesungguhnya dunia ini adalah tempat yang lebih baik karena ada pemimpin hebat seperti Presiden Gordon B. Hinckley. Saya ingin mengucapkan beberapa patah kata mengenai Presidensi Utama kita yang baru. Saya telah mengenal Presiden Monson lama sekali. Dia adalah pria Israel hebat yang dipratahbiskan untuk memimpin Gereja ini. Dia sangat dikenal karena kisah-kisah dan perumpamaannya yang menarik dan kita yang mengenalnya dengan akrab memahami bahwa kehidupannya adalah contoh praktis dan luar biasa dari penerapan terhadap kisah-kisah tersebut. Sementara ini merupakan pujian baginya dimana banyak orang hebat dan termasyhur di dunia ini mengenal dan menghormatinya, barangkali bahkan ini menjadi penghormatan yang lebih besar dimana banyak orang yang rendah hati menyebutnya “teman.” Pada dasarnya, Presiden Monson adalah orang yang murah hati dan penuh belas kasih. Kata-kata dan tindakannya memperlihatkan kepeduliannya terhadap orang lain. Presiden Eyring adalah pria yang arif, terpelajar, dan rohani. Dia dikenal dan dihormati bukan hanya di Gereja namun oleh mereka yang bukan dari kepercayaan kita. Dia orang yang baik yang, ketika berbicara, semua orang mendengarkannya. Dia menambah nama baik keluarga, “Eyring.” Saya mengenal Presiden Uchtdorf ketika saya melayani sebagai Presiden Area di Eropa. Sejak saat saya berjumpa dengannya saya mengenali di dalam dirinya seseorang yang sangat rohani dan berkemampuan luar biasa. Saya tahu Tuhan memerhatikannya. Dua puluh tiga tahun lalu, saya berkesempatan menyampaikan panggilan Tuhan kepadanya untuk melayani sebagai presiden wilayah di Frankfurt, Jerman. Ketika saya memerhatikan tahun-tahun itu, saya telah melihat bahwa semua hal di bawah arahannya telah berhasil. Tuhan menyertainya. Ketika saya memikirkan tentang Presiden Uchtdorf, muncul di benak saya kata alles wohl—dalam bahasa Jerman itu berarti “segalanya akan baik.” Murid-murid sejati Yesus Kristus telah senantiasa peduli terhadap orang lain. Yesus Kristus adalah teladan terhebat kita. Dia dikelilingi oleh orang banyak dan berbicara kepada ribuan orang, dan Dia senantiasa memiliki kepedulian bagi orang lain. “Karena Anak Manusia datang untuk menyelamatkan yang hilang,”1 Dia berfirman. “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun, dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?”2 Petunjuk ini berlaku bagi semua orang yang mengikuti-Nya. Kita diperintahkan untuk mencari mereka yang hilang. Kita adalah penjaga saudara kita. Kita tidak dapat mengabaikan tugas ini yang diberikan oleh Juruselamat kita. Kita harus peduli terhadap orang lain. Hari ini, saya ingin berbicara mengenai mereka yang hilang—beberapa karena mereka berbeda, beberapa karena mereka kelelahan, dan beberapa karena mereka telah tersesat. Beberapa orang hilang karena mereka berbeda. Mereka merasa seolah mereka tidak dilibatkan. Barangkali karena mereka berbeda, mereka menemukan diri mereka menjauh dari kelompok. Mereka mungkin melihat, bertindak, berpikir, dan berbicara secara berbeda daripada orang-orang yang ada di sekeliling mereka dan bahwa kadang-kadang menyebabkan mereka beranggapan mereka tidak cocok di situ. Mereka berkesimpulan bahwa mereka tidak dibutuhkan. Terkait dengan kesalahpahaman ini adalah kepercayaan yang keliru bahwa semua anggota Gereja hendaknya melihat, berbicara, dan terlihat sama. Tuhan tidak mengisi bumi dengan orkestra yang bersemangat dari personalitas-personalitas hanya untuk menghargai piccolo [suling] dunia. Setiap alat musik adalah berharga dan menambah keindahan yang kompleks dari sebuah simfoni. Semua anak Bapa Surgawi berbeda dalam beberapa hal, namun masing-masing memiliki suara indahnya sendiri yang menambah keutuhan dan kekayaan pada semuanya. Keragaman ciptaan itu sendiri merupakan kesaksian tentang bagaimana Tuhan menghargai semua anak-Nya. Dia tidak menganggap satu daging lebih tinggi dari yang lain namun Dia, “mengundang mereka semua untuk datang kepada-Nya dan mengambil bagian dalam kebaikan-Nya; dan Ia tidak menyangkal seorang pun yang datang kepada-Nya, baik hitam maupun putih, budak maupun orang merdeka, orang laki-laki maupun perempuan … semua sama bagi Allah.”3 Saya ingat semasa kecil, ada seorang anak lelaki yang lebih besar yang cacat secara jasmani dan mental. Dia mengalami kesulitan dalam berbicara dan berjalan pun sulit. Anak-anak lelaki biasa mengejeknya. Mereka menggoda dan mencemoohnya sampai kadang-kadang dia mau menangis. Saya masih dapat mendengar suaranya “Kalian bersikap tidak baik kepada saya,” ujarnya. Dan mereka masih mengejeknya, mendorongnya, serta mengolok-oloknya.” Suatu hari, saya tidak tahan lagi. Meskipun saya baru berusia tujuh tahun, Tuhan memberi saya keberanian untuk berdiri di depan teman- teman saya. “Jangan menyentuhnya,” saya berkata kepada mereka. “Berhentilah mengejeknya. Jadilah baik hati. Dia adalah anak Allah!” Teman-teman saya mundur dan pergi. Saya mempertanyakan saat itu apakah keberanian saya akan membahayakan hubungan saya dengan mereka. Sejak hari itu, teman-teman saya dan saya menjadi lebih dekat. Mereka memperlihatkan belas kasih yang meningkat terhadap anak lelaki itu. Mereka menjadi umat manusia yang lebih baik. Sepengetahuan saya, mereka tidak pernah lagi mengolok-oloknya. Brother dan sister, seandainya kita memiliki lebih banyak belas kasih kepada mereka yang berbeda dari kita itu akan mengurangi banyak masalah dan penderitaan di dunia zaman sekarang. Itu sesungguhnya menjadikan keluarga kita dan Gereja tempat yang lebih kudus dan surgawi. Beberapa orang hilang karena mereka kelelahan. Adalah mudah untuk merasa kewalahan. Dengan semua tekanan dan tuntutan di zaman kita dan stres yang kita hadapi setiap hari, tak ayal kita menjadi lelah. Banyak orang merasa kecewa karena mereka tidak mencapai potensi mereka. Yang lain hanya merasa terlalu lemah untuk berkontribusi. Demikian juga, sewaktu kelompok maju, tahap demi tahap—nyaris tak kelihatan—beberapa orang tertinggal. Semua orang merasa letih dan lelah pada suatu waktu atau di waktu lainnya. Saya sepertinya merasa menjadi lebih letih sekarang dibanding saat muda dahulu. Joseph Smith, Brigham Young, bahkan Yesus Kristus mengetahui apa artinya menjadi letih. Saya tidak bermaksud meremehkan beban yang para anggota Gereja pikul di atas pundak mereka ataupun menganggap enteng kesulitan-kesulitan emosi dan rohani yang mereka hadapi. Beban ini dapat menjadi berat dan sering kali sulit untuk dipikul. Meskipun demikian, saya memiliki kesaksian mengenai kuasa yang memperbarui dalam Injil Yesus Kristus. Nabi Yesaya menyatakan bahwa Tuhan, “memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.”4 Ketika saya merasa letih, saya ingat perkataan Nabi Joseph Smith “Apakah kita tidak akan melanjutkan pekerjaan yang begitu besar ini? Ayo maju dan jangan mundur. Tabahlah, saudara-saudara; dan maju, maju menuju kemenangan! Biarlah hatimu bersukacita dan menjadi sangat gembira. Biarkan bumi mengumandangkan nyanyian …. Biarlah segala kayu dan pohon di hutan memuji Tuhan … dan biarlah semua putra Allah bersorak gembira!”5 Kepada Anda para anggota Gereja yang mundur karena merasa tidak mampu, saya mohon kepada Anda untuk maju terus, mari kita kerjakan bersama, dan maju. Meskipun Anda merasa bahwa kekuatan Anda dapat bertambah sedikit, Gereja membutuhkan Anda. Tuhan membutuhkan Anda. Ingatlah bahwa Tuhan sering memilih “hal-hal yang lemah dari dunia” untuk memenuhi Kepada semua yang lelah, biarlah kata-kata hiburan Juruselamat menenteramkan Anda “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”7 Marilah bersandar pada janji itu. Kuasa Allah dapat mengisi jiwa dan raga Anda dengan energi serta kekuatan. Saya mengimbau Anda untuk mencari berkat dari Tuhan. Mendekatlah kepada-Nya dan Dia akan mendekat kepada Anda, karena Dia telah menjanjikan hal itu “orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”8 Sewaktu kita memperlihatkan kepedulian kepada mereka yang lelah, kita “membantu yang lemah, mengangkat tangan yang terkulai dan menguatkan lutut yang lemah.”9 Para pemimpin Gereja yang peduli menyadari keterbatasan individu, namun ingin mendayagunakan para anggota dengan segala kekuatan dan kemampuan mereka. Para pemimpin mengajar serta menyokong namun tidak memaksa untuk berlari atau “bekerja lebih cepat daripada” kekuatan yang mereka Ingatlah, kadang-kadang mereka yang memulai dengan lambat akhirnya mencapai tujuan yang paling jauh. Beberapa orang hilang karena mereka telah tersesat. Terkecuali Tuhan, kita semua melakukan kesalahan. Pertanyaannya bukan apakah kita akan berjalan dan terjatuh melainkan, bagaimana kita akan menanggapi? Beberapa orang setelah melakukan kesalahan meninggalkan kelompok. Ini patut disayangkan. Tahukah Anda bahwa Gereja adalah tempat bagi orang-orang yang tidak sempurna untuk berkumpul bersama—bahkan dengan semua kelemahan fana mereka—dan menjadi lebih baik? Setiap hari Minggu di setiap gedung Gereja di seluruh dunia, kita menemukan para pria, wanita, dan anak-anak yang fana dan tidak sempurna yang bertemu bersama dalam tali persaudaraan dan kasih yang berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik, belajar tentang Roh, serta memberikan dorongan semangat dan dukungan kepada orang lain. Saya tidak melihat tanda apa pun di pintu gedung Gereja yang berbunyi, “Entre Ketat Hanya Orang-Orang Sempurna yang Diizinkan Masuk.” Karena ketidaksempurnaan kita, kita membutuhkan Gereja Tuhan. Di sanalah ajaran-ajaran penebusan-Nya diajarkan dan tata cara-tata cara penyelamatan-Nya dilaksanakan. Gereja mengimbau dan memotivasi kita untuk menjadi orang yang lebih baik dan lebih bahagia. Itu juga merupakan tempat kita untuk melibatkan diri dalam pelayanan kepada sesama. Tuhan mengetahui kita akan melakukan kesalahan. Itulah sebabnya Dia menderita bagi dosa-dosa kita. Dia ingin kita mencoba lagi dan berusaha melakukan dengan lebih baik. Ada sukacita di antara para malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat. Kepada Anda yang telah tersesat karena Anda tersinggung, dapatkah Anda menyingkirkan sakit hati dan kemarahan Anda? Dapatkah Anda mengisi hati Anda dengan kasih? Ada sebuah tempat bagi Anda di sini. Datang, dan bergabunglah dalam kelompok ini, fokuskan kemampuan, bakat, serta keterampilan Anda. Anda akan menjadi lebih baik bagi hal itu, dan orang lain akan diberkati melalui teladan Anda. Kepada mereka yang telah tersesat karena masalah ajaran, kita tidak dapat menyesal karena kebenaran. Kita tidak dapat mengingkari ajaran yang diberikan kepada kita oleh Tuhan Sendiri. Mengenai asas ini kita tidak dapat kompromi. Saya paham bahwa kadang-kadang orang tidak setuju dengan ajaran. Mereka bahkan menganggapnya sebagai kebodohan. Namun, saya mengulangi perkataan Rasul Paulus, yang menyatakan bahwa kadang-kadang hal-hal rohani dapat muncul sebagai kebodohan bagi manusia. Meskipun demikian, yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya daripada manusia.”11 Dalam kebenaran, hal-hal dari roh dinyatakan melalui roh. “Manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.”12 Kita bersaksi bahwa Injil Yesus Kristus ada di bumi ini di zaman sekarang. Dia mengajarkan ajaran Bapa-Nya, “Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku Sendiri.”13 Saya tahu bahwa Anda masing- masing memiliki kepedulian terhadap orang-orang terkasih. Berilah dorongan semangat, pelayanan, dan dukungan kepada mereka. Kasihilah mereka. Dalam beberapa hal, mereka akan kembali. Dalam hal lain, mereka tidak akan kembali. Namun, dalam semua hal, marilah kita tetap layak untuk nama yang kita ambil bagi diri kita, yaitu nama Yesus Kristus. Bagi semua yang menghuni bumi yang indah ini, saya mengangkat suara saya dan memberikan kesaksian yang khusyuk bahwa Allah hidup bahwa Yesus adalah Kristus, Juruselamat dan Raja kita! Dia memulihkan kebenaran-Nya dan Injil-Nya melalui Nabi Joseph Smith. Dia berbicara kepada para nabi dan rasul-Nya. Presiden Thomas S. Monson adalah yang diurapi Tuhan dan membimbing Gereja-Nya dewasa ini, saya bersaksi dalam nama Yesus Kristus, amin.
. 44 446 446 39 116 358 394 465
ilustrasi khotbah tentang kepedulian